FAJAR.CO.ID, BANTAENG – Seluruh kelompok agama, komunitas dan organisasi kepemudaan serta pesantren berkumpul di Lapangan Pantai Seruni, Sabtu (20/8). Mereka bersama-sama mengikuti rangkaian Karnaval Toleransi yang digelar Kementerian Agama Kabupaten Bantaeng bersama dengan Pemkab Bantaeng.
Kepala Kanwil Agama Kabupaten Bantaeng, Ahmad Jaelani mengatakan, kegiatan ini diikuti lebih dari 3.000 warga Bantaeng. Mereka terdiri dari seluruh elemen keagamaan yang ada di Bantaeng. Selain itu, ada juga kelompok, komunitas dan organisasi kepemudaan yang ada di Bantaeng. Serta santri dari seluruh pesantren yang ada di Bantaeng.
Dia menambahkan, kegiatan ini adalah bagian dari bentuk kebersamaan yang telah terjalin selama ini di Bantaeng. Dia menyebut, Bantaeng adalah daerah yang menjunjung nilai-nilai keberagaman.
“Ini bukti kebersamaan. Kebersamaan yang membawa Bantaeng yang lebih baik di masa yang akan datang,” jelas dia.
Bupati Bantaeng, Ilham Syah Azikin mengatakan, karnaval merdeka toleransi adalah salah satu bentuk pencerminan masyarakat di Bantaeng. Dia menyebut, ini adalah bentuk penghargaan atas keberagaman yanga da di Bantaeng.
“Ini adalah pencerminan masyarakat Banateng yang menghadirkan kesadaran atas keberagaman yang menghantarkan kita menuju capaian-capaian yang ada saat ini,” jelas dia.
Dia mengatakan, saat ini, Bantaeng sangat menghargai perbedaan-perbedaan yang ada. Terbukti, Bantaeng menjadi salah satu daerah yang lekas bangkit setelah terpuruk pandemi Covid-19. Dia menyebut, capaian itu tidak terlepas dari upaya masyarakat menjaga kedamaian di atas perbedaan yang ada.
“Di Bantaeng ini, paling jarang orang bertanya dari suku mana? agama apa?. Selama kehadiranmu memberikan kebermanfaatan, maka kita akan diterima dengan baik sebagai masyarakat Bantaeng,” jelas dia.
Dia juga berpesan kepada semua masayrakat untuk senantiasa menjaga keberagaman dan toleransi ini. Menurutnya, toleransi atas keberagaman adalah bentuk kehormatan masyarakat Bantaeng.
“Kita jaga ini. Kalau ada yang berupaya merusak toleransi, maka dia adalah orang yang mengganggu kehormatan orang Bantaeng,” jelas dia.
Dia juga berharap, perbedaan perspektif yang muncul sebaiknya tidak ditanggapi dengan berlebihan. Perbedaan yang muncul adalah rahmat yang harusnya tidak membuat rusaknya hubungan baik antar sesama.
“Perbedaan perspektif baik dari segi politik dan kemasyarakatan memang tidak bisa dihindarkan. Tetapi itu bukan untuk menganggu atau merusak kedamaian yang ada saat ini,” jelas dia. (*)