Ibu-ibu Majelis Taklim Sambut Hangat Kunjungan SDY di Bonto Loe

  • Bagikan
Kunjungan Sri Dewi Yanti di Desa Bonto Loe, Kecamatan Bisappu.

FAJAR.CO.ID, BANTAENG – Bersilaturahmi dengan masyarakat di Desa Bonto Loe, Kecamatan Bissappu, Caleg DPRD Sulsel dapil IV dari Partai Nasdem, Sri Dewi Yanti (SDY) mendapat sambutan hangat oleh masyarakat dan anggota Majelis taklim. Pertemuan dilakukan di salah satu rumah warga di desa tersebut.

Ibu-ibu majelis Taklim tampak antusias menyambut kunjungan SDY. Setelah selesai pengajian, mereka lalu berbondong-bondong ke rumah warga untuk berkumpul bersama bertemu dengan SDY. Dialog pun mengalir lancar penuh canda tawa, begitu saja.

“Kami berkomitmen mendukung dan menjadikan ibu Sri sebagai anggota DPRD Sulsel. Biasanya janji ibu-ibu itu benar dan tidak berkhianat,” kata salah seorang warga desa Bonto Loe, Sasmita.

Dia mengatakan, Sri Dewi Yanti adalah sosok pilihan warga di Desa Bonto Loe. Ada banyak yang telah dilakukan oleh Sri Dewi Yanti di Desa Bonto Loe. Salah satunya adalah mengaktifkan majelis taklim di desa itu.

“Majelis taklim di desa ini dapat aktif berkat peran dari Sri Dewi Yanti yang sampai sekarang adalah ketua Majelis Taklim Kabupaten Bantaeng,” kata dia.

Tidak hanya itu, peran Sri Dewi Yanti selama menjadi ketua PKK Kabupaten Bantaeng cukup membantu ibu-ibu di Bonto Loe. Salah satunya adalah gerakan penanganan stunting yang cukup massif dilakukan di desa ini.

“Termasuk juga penguatan UMKM di desa ini. Itu juga berkat peran SDY. Kita akan terus suarakan untuk memilih SDY di Pemilu 2024,” katanya.

Sri Dewi Yanti melakukan blusukan di Desa Bonto Loe, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng, Jumat (19/1). Dalam kunjungan itu, istri dari Bupati Bantaeng periode 2018-2023 ini ingin ibu-ibu di Desa Bonto Loe bisa lebih produktif lagi. Dia berjanji akan memberikan pelatihan Ecoprint dan membatik secara gratis.

“Setelah Pemilu nanti, kita akan kembali bertemu. Kita akan berikan pelatihan batik shibori secara gratis,” kata dia.

Dia juga berharap majelis taklim di desa itu tetap aktif. Tidak hanya untuk sekedar kegiatan pengajian, tetapi juga untuk kegiatan positif lainnya yang menjadikan masjid sebagai pusat berkegiatan. “Terus lakukan hal-hal positif di desa ini,” katanya. (*)

  • Bagikan