FAJAR.CO.ID, BANTAENG – Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA Unhas) Bantaeng membangikan 500 bibit kopi di Kecamatan Tompobulu, Bantaeng, Kamis (11/1). Gerakan tanam kopi ini adalah salah satu bentuk dukungan terhadap gerakan sejuta pohon dan hari lingkungan hidup Nasional yang diperingati setiap 10 Januari 2024.
Ketua bidang Pertanian IKA Unhas Bantaeng, Asniaty Ningra mengatakan, bibit kopi ini adalah bibit terbaik yang dikembangkan oleh Unhas. Dia menyebut, bibit ini adalah bibit arabika yang memiliki rasa yang khas sesuai dengan kontur tanah di Kecamatan Tompobulu.
Dia mengatakan, IKA Unhas memilih Labbo sebagai daerah sebaran kopi ini untuk menjaga agar Labbo tetap menjadi salah satu daerah penghasil kopi di Bantaeng. Dia menyebut, Kopi adalah salah satu tanaman yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi saat ini. Sehingga, tanaman kopi ini selain bisa menjaga lingkungan, juga bisa mengubah pola pikir petani dengan mengganti tanaman musiman dengan kopi.
“Penanaman ini merupakan pengembangan sekaligus peremajaan lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar,” jelas dia.
Dia menambahkan, penanaman ini juga akan dilakukan dengan pendampingan mahasiswa KKN yang ada di Bantaeng. Dia berharap, mahasiswa KKN Bantaeng bisa ikut membantu memberikan edukasi kepada petani tentang pengembangan kopi di daerah ini.
Ketua IKA Unhas Bantaeng, Sri Dewi Yanti (SDY) mengatakan, aksi tanam pohon dalam rangkaian kegiatan hari lingkungan hidup dan gerakan sejuta pohon Indonesia adalah bagian dari program IKA Unhas Bantaeng. Dia menyebut, gerakan ini untuk mendukung pemerintah menjaga lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani di Bantaeng.
“Kita ingin daerah kita ini tetap sejuk dan asri. Menanam satu pohon berarti menanam kebaikan untuk masa depan bersama,” kata dia.
Sekedar diketahui, hari gerakan menanam sejuta pohon diperingati setiap 10 Januari yang juga bersamaan dengan hari lingkungan hidup Nasional. Hari Gerakan Sejuta Pohon pada dasarnya dibuat sebagai upaya pelestarian lingkungan dan penyelamatan ekosistem hutan. Gerakan ini dicanangkan sejak masa presiden Soeharto. (*)