BANTAENG, RAKYATSULSEL.CO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyebut Kabupaten Bantaeng adalah daerah yang memiliki perencanaan pembangunan yang sangat baik. Hal ini, adalah salah satu yang kemudian mengantarkan Bantaeng menjadi salah satu daerah terbaik di Sulawesi Selatan.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas PMD Sulawesi Selatan, Muh Saleh saat membuka Musrenbang RKPD 2024 di Balai Kartini, Selasa (28/3). Muh Saleh yang hadir mewakili Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman menyebut, Bantaeng memiliki kemampuan perencanaan terbaik dan sudah diakui oleh Bappenas pada 2022.
“Bantaeng ini memiliki dokumen perencanaan yang terbaik di Sulsel. Daerah-daerah lain di Sulsel patut mengikuti perencanaan yang dilakukan Bantaeng,” jelas dia.
Saleh menambahkan, Pemerintah Provinsi Sulsel memberikan apresiasi terhadap daerah-daerah yang merancang rencana pembangunan daerah secara komprehensif. Dia juga mendorong daerah lainnya untuk bisa lebih maksimal membangun perencanaan yang lebih baik.
“Level pemerintah Kabupaten dan kota diharapkan bisa lebih maksimal. Secara khusus saya sampaikan apresiasi untuk Kabupaten Bantaeng atas dukungan, kontribusi dan sinergitasnya,” jelas dia.
Dia juga memberikan apresiasi terhadap Kaabupaten Bantaeng yang senantiasa menjaga perputaran ekonomi masyarakatnya. Menurutnya, Bantaeng dalam dua tahun berturut-turut berhasil menjadi daerah dengan pertumbuhan ekonomi paling pesat di Sulsel.
“Sejak pandemi Covid-19, Bantaeng ini paling pesat perputaran ekonominya. Ini mengalahkan provinsi dan juga nasional. Ini berkat tangan dingin bupatinya,” kata dia.
Bupati Bantaeng, Ilham Azikin menyebut capaian yang diraih Kabupaten Bantaeng saat ini tidak terlepas dari peran banyak pihak. Oleh karena itu, dia mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak terkait.
Dalam kesempatan itu, Ilham Azikin juga membeberkan sejumlah data terkait dengan indikator makro di Kabupaten Bantaeng. Salah satunya adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
“Kita akui, masa pandemi Covid-19 banyak mengganggu berbagai sektor. Salah satunya adalah bertambahnya angka pengangguran terbuka. Kami mencoba menekan angka ini, dari 4,07 persen pada 2021 menjadi 2,07 persen pada 2023,” kata dia. (*)