FAJAR.CO.ID, BANTAENG – Bupati Bantaeng, Ilham Azikin membuka kemah Tahfidz dan Bahasa ke-5 yang digelar Pengurus Wilayah Muhammadiyah Sulsel, di Lapangan Pantai Seruni, Minggu (25/12). Kegiatan ini dihadiri Ketua Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah Sulsel, Prof Dr Ambo Asse dan perwakilan Pengurus Pusat Muhammadiyah, Prof Dr Qowaid.
Dalam kesempatan itu, ketua PW Muhammdiyah Sulsel, Prof Dr Ambo Asse mengatakan, kemah Tahfids ini dihadiri oleh seluruh pondok pesantren yang berada di bawah naungan Muhammadiyah yang ada di Sulsel. Total ada 31 pesantren yang akan ikut dalam kemah Tahfidz ini di Kabupaten Bantaeng.
“Ini juga kabar gembira. Kami di Sulsel ini, di akhir masa periode kami di PW Muhammadiyah Sulsel, kami sudah memiliki 31 pesantren. Dari awalnya, hanya ada 12 pesantren saja,” kata dia.
Dia menambahkan, bukan hanya pesantren saja, Muhammadiyah saat ini sudah memiliki 13 perguruan tinggi dan 313 sekolah. Sedangkan taman kanak-kanak, Muhammadiyah sudah memiliki 516 TK yang tersebar di seluruh wilayah di Sulawesi Selatan.
Ambo Asse berharap keberadaan lembaga-lembaga pendidikan di bawah naungan Muhammadiyah ini akan semakin memperkokoh karakter generasi masa depan bangsa. Dia juga mengimbau kepada pemerintah Kabupaten Bantaeng untuk senantiasa memperkuat generasi mereka.
“Karena dalam Islam kita diajarkan untuk tidak meninggalkan generasi yang lemah. Oleh karena itu, kita harus memperkuat generasi kita dengan penguatan pondok pesantren dan memperkuat lembaga pendidikan,” kata dia.
Dia juga menyebut, semua program yang ada di Muhammadiyah adalah program yang bersentuhan dengan kebaikan. Karena pada dasarnya, ada tiga hal penting yang perlu ditegakkan oleh kader Muhammadiyah. Ketiganya adalah menyerukan islam, menyerukan kebaikan dan mencegah orang berbuat mungkar.
Dia juga mengimbau kepada semua kader Muhammadiyah untuk senantiasa berbuat baik dan menebarkan kebaikan di Bantaeng. Oleh karena itu, dia berharap Muhammadiyah di Bantaeng memiliki struktur yang kuat hingga ke tingkat ranting dan kecamatan.
“Supaya kenapa? supaya kebaikan-kebaikan itu dapat dengan mudah disebarkan di Bantaeng. Supaya, ruang gerak kejahatan semakin sempit di Bantaeng,” kata dia.
Bupati Bantaeng, Ilham Azikin memberikan apresiasi atas dipilihnya Bantaeng sebagai pusat pelaksanaan kegiatan kemah tahfidz dan bahasa ini. Dia menyebut, kegiatan ini tentu akan meberikan dampak yang sangat baik terhadap Kabupaten Bantaeng.
“Tentu ini adalah berkah bagi kami pula. Masyarakat di Bantaeng tentu dapat menyerap segala kebaikan-kebaikan yang diberikan Muhammadiyah kepada masyarakat kita,” jelas dia.
Dia juga menyebut, program ini sejalan pula dengan program di Kabupaten Bantaeng. Menurutnya, sejauh ini, pemerintah Kabupaten Bantaeng terus berusaha untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat Bantaeng.
“Ini adalah bagian dari upaya meningkatkan SDM kita. Tentu hormat dan terimakasih atas apa yang dilakukan Muhammadiyah kepada kami,” kata dia.
Ilham Azikin juga mengaku pemerintah juga sementara menjalankan program satu desa satu hafidz. Dia berharap, di tahun-tahun yang akan datang, program ini bisa meningkat menjadi satu dusun, satu hafidz.
“tentu ini adalah bagian memberikan landasan yang kuat terhadap akhlak generasi kita,” kata dia.
Ketua Lembaga pengembangan pesantren (LP2) PP Muhammadiyah, Prof Dr Qowaid memberikan apresiasi terhadap laju pertumbuhan ekonomi di Bantaeng. Dia memberikan apresiasi itu dan menyebut Bantaeng adalah salah satu daerah terbaik di Sulawesi Selatan.
“Pertumbuhan ekonomi di Bantaeng ini sangat pesat. Ini hebat. Tidak semua daerah bisa melakukan yang seperti ini. Apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19,” jelas dia.
Dia juga memberikan apresiasi untuk program satu desa, satu hafidz. Dia menyebut, ini adalah sebuah program yang luar biasa yang bisa melahirkan generasi-generasi yang kuat di Bantaeng.
“Saya dengar, tahun-tahun akan datang sudah menjadi satu dusun, satu hafidz. Ini juga program luar biasa. Bisa saja di tahun mendatangnya lagi, jadi satu family, satu hafidz,” kata dia.
Kampus di Bantaeng
Dalam kesempatan itu, Bupati Bantaeng, Ilham Azikin juga menantang pengurus Muhammadiyah untuk ikut membangun kampus di Bantaeng. Dia menyebut, Bantaeng siap menjadi kampus ke 14 yang dimiliki Muhammadiyah.
“Kami siap jadi tempat kampus ke-14 yang ada di Sulsel. Saya tantang ki ini, untuk bangun kampus di Bantaeng,” kata dia.
Ilham Azikin menyebut, Muhammadiyah memiliki peran yang sangat penting di Bantaeng. Dia mengatakan, pada saat Pandemi Covid-19, Muhammadiyah juga ikut andil dalam pergerakan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan SDM di Bantaeng.
“Pertumbuhan ekonomi yang capai 8,86 persen ini tidak mungkin bisa kita raih tanpa peran Muhammadiyah juga,” kata dia.
Dia juga menyebut, Universitas Muhammadiyah melalui fakultas kesehatan baru-baru ini telah melakukan penelitian di Bantaeng terkait tingkat kekebalan masyarakat Bantaeng terhadap Covid-19. Dari hasil penelitian itu, disebutkan jika tingkat kekebalan masyarakat Bantaeng saat ini sudah mencapai 95 persen.
“Ini berdasarkan riset dan penelitian. Kita berada di tingkat kekebalan masyarakat yang mencapai 95 persen,” kata dia.
Ketua Lembaga pengembangan pesantren (LP2) PP Muhammadiyah, Prof Dr Qowaid juga mengaku akan siap untuk ikut mendorong lahirnya kampus Muhamadiyah di Bantaeng. Tidak hanya kampus, pihaknya juga akan mendorong terciptanya pesantren-pesantren baru di Bantaeng.
“Saya berharap di Sulsel ini bertambah pesantrennya,” kata dia.
Dia juga menyebut, kemah tahfidz yang digelar di Bantaeng ini adalah satu-satunya di Indonesia. Oleh karena itu, dia akan menjadikan kemah Tahfidz ini sebagai percontohan untuk daerah lain yang ada di Indonesia.
“Kami akan mengusulkan pola yang hampir sama dengan yang ada di Sulsel ini,” kata dia. (*)