FAJAR.CO.ID, BANTAENG – Bantaeng mulai melakukan pengembangan pertanian canggih yang diberi nama Smart Greenhouse. Proyek pertanian digital dari Kementerian Pertanian RI ini ditempatkan pada tiga titik di Bantaeng, masing-masing ada di Desa Bonto Tallasa, Mamampang dan Bonto Tappalang.
Proyek pertanian digital dengan teknologi smart greenhouse merupakan program dari Kementerian Pertanian RI atas usulan dari Pemerintah Kabupaten Bantaeng. Proyek ini dikerjakan oleh vendor dari PT Daya Sentosa Rekayasa (DSR) selama lebih dari empat bulan.
Pertanian ini menerapkan teknologi digital untuk pengembangan pertanian di greenhouse. Berkat teknologi ini, petani dilindungi dari ancaman gagal panen akibat cuaca, yang berubah-ubah. Selain itu, penggunaan pupuk dan air akan semakin terukur.
“Intinya greenhouse ini tahan terhadap cuaca. Kita bisa mengatur temperatur dalam ruangan, mengatur penggunaan air dan nutrisi tanaman semuanya secara digital melalui laptop,” kata Manajer PT DSR, Anton Setiawan.
Dia mengatakan, pengembangan smart greenhouse ini akan menghadirkan pertanian smart farming. Dimana petani tidak perlu lagi ke lahan pertanian untuk melakukan kontrol terhadap tanamannya. Kendali perkembangan tanaman pertanian cukup melalui laptop.
“Dalam greenhouse ini ada banyak sensor yang kita pasang. Mulai dari suhu, penggunaan air dan kebutuhan cahaya kita atur melalui sensor yang terhubung ke komputer,” kata dia.
Dia mengatakan, keberadaan smart greenhouse ini akan mengurangi kekhawatian petani. Dia juga mengaku, sistem ini juga akan menciptakan sistem pertanian yang terukur, sehingga kualitas hasil pertanian bisa terjaga.
“Sensor-sensor yang kita pasang ini bahkan bisa menggerakkan sistem penyiraman. Jika cuaca di luar ruangan cukup panas, maka sensor kita akan menggerakkan pendingin dalam suhu sesuai dengan suhu kebutuhan tanaman. Sehingga, akan lahir sistem pertanian yang terukur,” jelas dia.
Dia menambahkan, proyek smart greenhouse ini sudah mulai berjalan pada 25 Desember mendatang. Pihaknya akan melakukan pendampingan terhadap petani sampai masa panen pertama. Dia juga mengaku, telah menyiapkan pasar dari produksi pertanian mereka.
“Kita juga sudah menyiapkan pasar untuk petani. Jadi jangan khawatir. Hasil pertaniannya, kita akan beli dan disuplai ke pasar,” jelas dia.
Bupati Bantaeng, Ilham Azikin mengatakan, smart greenhouse ini akan menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan produksi pertanian. Berkat teknologi ini, petani tidak akan mengenal musim lagi.
“Mau dia musim hujan atau musim kering, petani yang menggunakan teknologi ini tetap bisa panen,” jelas dia.
Dia menambahkan, teknologi pertanian ini juga diharapkan bisa semakin banyak di Bantaeng. Menurut dia, pertanian seperti ini tentu akan mendorong terciptanya petani-petani millenial yang akan terus mengembangkan teknologi di sektor pertanian.
Dia juga menyebut, sektor pertanian harus tetap kokoh dalam kondisi apapun. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi akan mendorong lahirnya produksi pertanian yang konstan setiap saat.
“Sudah terbukti di masa pandemi Covid-19 kemarin, sektor pertanian adalah salah satu sektor yang tetap produktif,” jelas dia.
Tempat Pendidikan Petani Millenial
Bupati Bantaeng, Ilham Azikin berharap keberadaan smart greenhouse ini akan menjadi pusat pendidikan untuk petani-petani millenial yang menerapkan teknologi dalam pengembangan pertanian. Dia menyebut, teknologi ini harus disebarkan kepada semua petani yang ada di Bantaeng.
“Saya berharap smart greenhouse ini menjadi pilot project. Semua orang yang mau belajar teknologi pertanian bisa datang ke tempat ini. Semua boleh belajar, mau petani millenial atau petani kolonial,” kata dia.
Dia yakin, jika green house ini dijadikan untuk tempat belajar, maka pemerintah Kabupaten Bantaeng akan terus berusaha mendatangkan bantuan-bantuan teknologi pertanian seperti ini.
“Apa yang baik-baik sama kita itu harus dibagi. Sesuatu yang baik itu harus dibagi, tidak boleh untuk diri sendiri, agar kita menjadi orang bermanfaat,” kata dia.
Dia berharap, kelompok-kelompok tani yang mendapat bantuan ini bisa menghadirkan kebermanfaatan. Dia berharap, semakin banyak orang yang datang belajar tentang smart greenhouse ini, maka akan semakin banyak dukungan dari pemerintah untuk pertanian Bantaeng.
“Tidak perlu takut salah di sini. Namanya juga belajar,” kata dia.
Kebun Stroberi dan Anggur
Salah satu kelompok tani penerima manfaat di Desa Bonto Tallasa, Nasrun mengatakan, pihaknya berencana akan melakukan pengembangan tanaman buah stroberi di smart greenhouse itu. Dia mengatakan, tanaman ini harus tetap dipertahankan di Bantaeng.
“Ada dua daerah yang dikenal sebagai daerah kebun stroberi di Sulsel. Selain Malino, juga ada di Bantaeng. Makanya, stroberi ini harus tetap dipertahankan dan tidak boleh habis,” kata dia.
Hanya saja, untuk pengembangan stroberi ini memang cukup sulit. Selain karena kondisi alam, stroberi juga hanya tumbuh di ketinggian tertentu.
“Semoga dengan adanya smart greenhouse ini, tanaman stroberi Bantaeng tetap terjaga,” kata dia.
Dia juga berharap, keberadaan smart greenhouse ini bisa mendorong lahirnya petani-petani millenial yang melek teknologi. Dia mengaku, sangat ingin ada tenaga-tenaga kerja baru berkat keberadaan teknologi ini.
“Harapan kami, ini memang menjadi tempat edukasi bagi petani-petani millenial. Sehingga, kami bisa benar-benar bisa menciptakan pertanian yang terukur,” kata dia.
Di Desa Mamampang, smart Greenhouse ini akan dikelola oleh kelompok wanita tani Anggur Mamampang. Mereka bertekad untuk mengembangkan tanaman anggur yang menjadi primadona di desa Mamampang.
“Tahap pertama untuk uji coba mungkin mereka akan tanam sayuran dulu. Setelah itu, mereka akan mengembangkan tanaman anggur,” kata kepala dinas ketahanan pangan Pemkab Bantaeng, Rahmaniar.
Manajer PT DSR, Anton Setiawan mengatakan, pihaknya telah menyiapkan pasar untuk para petani yang mengembangkan smart greenhouse ini. Dia menyebut, petani sisa merawat tanaman mereka lalu hasil panennya akan dipasarkan melalui PT DSR.
Dia juga menambahkan, greenhouse ini dibangun dengan menggunakan plastik UV 200 micron. Sistem ini sudah sesuai dengan standar internasional.
“Ini sudah sangat standar. Tentu, kita bisa melakukan pengembangan pertanian apa saja di smart greenhouse ini,” kata dia. (*)