FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Bupati Bantaeng, Ilham Azikin didaulat menjadi narasumber dalam kuliah umum yang digelar Universitas Bosowa, di Kampus Unibos, Kamis (15/12). Kuliah umum ini dihadiri oleh sejumlah dekan, mahasiswa dan akademisi di kampus tersebut.
Dalam kesempatan itu, Bupati bergelar doktor ilmu pemerintahan ini membeberkan sejumlah fakta-fakta menarik jelang Pemilu dan Pilkada. Dia menyebut, ada tiga poin penting yang perlu menjadi perhatian bersama di saat tahapan sudah dimulai. Dia menyebut, ketiga poin ini akan menjadi tantangan tersendiri demi mewujudkan pemilihan yang berintegritas.
Dia mengatakan, tantangan pertama adalah tentang sikap anti demokrasi. Mulai dari pelibatan struktur dalam mempengaruhi suara rakyat. “Ini tentu bisa menciderai tatanan demokrasi kita,” jelas dia.
Tantangan kedua adalah terkait dengan kemampuan sumber daya manusia (SDM) penyelenggara dan pengawas pemilu. Dia menyebut tahapan yang begitu cepat akan sangat mempengaruhi kemampuan SDM penyelenggara dan pengawas pemilu.
“Soal SDM ini, sudah menjadi pelajaran pada pemilu lalu. Saat semua dilaksanakan serentak, bagaimana anggota PPK yang kelelahan melakukan penginputan data. Kita semua tahu, ada banyak korban jiwa dari sini. Tentu ini juga akan menjadi tantangan di pemilu mendatang,” kata dia.
Terakhir kata dia, adalah partisipasi warga dan edukasi kepada warga terkait kepemiluan. Dia menyebut, partisipasi pemilu menjadi tantangan tersendiri bagi penyelenggara pemilu. Menurutnya, demokrasi yang ideal juga sangat berkaitan dengan partisipasi pemilih.
Ilham Azikin juga memberikan apresiasi terhadap kuliah umum yang digelar oleh tiga fakultas di Unibos ini. Dia menyebut, hal itu menandakan bagaimana kepekaan mahasiswa untuk berdiskusi menemukenali persaoalan yang terjadi saat ini.
“Demokrasi kita sebenarnya saat ini berada pada fase konsolidasi. Perlu kita kaji, apakah benar demokrasi ini cocok untuk kita di Indonesia?” kata dia.
Anggota Bawaslu Sulsel, Amrayadi mengatakan, Pemilu kali ini memang memiliki banyak tantangan. Salah satunya adalah tantangan perkembangan teknologi.
“Kita setiap pemilu, bagaimana dihadapkan dengan upaya pencegahan penyebaran berita hoaks, kekerasan verbal di dunia maya, dan sebagainya,” jelas dia.
Oleh karena itu, tantangan-tantangan ini juga dapat dibantu oleh mahasiswa untuk mencari solusi demi mewujudkan demokrasi yang sehat. “Ada banyak tantangan yang berat. Salah satunya adalah money politik yang pada pemilu mendatang tidak lagi melalui tangan ke tangan. Tetapi sudah menggunakan teknologi informasi,” jelas dia.
Turut hadir pula dalam kesempatan itu adalah Founder Bosowa Corp, Aksa Mahmud. Dia memberikan apresiasi pada kuliah umum itu. Menurutnya, kuliah umum ini membuka ruang diskusi untuk mencari solusi yang lebih komprehensig dengan kacamata akademisi.
“Diskusi seperti ini sangat penting. Ini perlu untuk membuka nalar kita tentang keresahan-keresahan yang ada,” kata dia.
Dia juga berharap, Unibos bisa melahirkan pemimpin-pemimpin dunia dari diskusi yang terbangun saat ini. Oleh karena itu, dia berjanji akan mengajak seluruh ketua BEM untuk berkumpul kembali dan membangun diskusi bersama-sama.
“Jangan berhenti beraktivitas. Karena hanya orang yang membaca dan belajar yang bisa terus bangkit,” jelas dia.
Harmonisasi di Bantaeng
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Unibos, Dr Andi Burhanuddin membeberkan alasan mengapa memilih Ilham Azikin sebagai narasumber dalam diskusi itu. Dia menyebut, salah satu alasan memilih Bantaeng sebagai lokus diskusi adalah karena daerah ini salah satu daerah yang paling harmonis.
“Bantaeng ini begitu harmony. Masyarakatnya begitu tenang. Sepertinya setiap perhelatan Pilkada atau pemilu, Bantaeng ini daerah paling tenang di Sulsel,” jelas dia.
Dia mengatakan, harmonisasi yang terjadi di Bantaeng ini menandakan Bantaeng sebagai daerah yang demokratis. Menurutnya, masyarakatnya memiliki kecenderungan untuk bersikap lapang dada terhadap hasil-hasil pemilihan yang demokratis.
“Karena kondisi daerah yang begitu harmonis ini, sehingga pertumbuhan ekonomi bisa naik. Salah satunya karena masyarakatnya tidak pernah risau dengan gejolak politik,” jelas dia.
Bupati Bantaeng, Ilham Azikin mengajak kepada semua akademisi untuk membantu pendidikan politik. Dia berharap, masyarakat tidak terjebak dalam demokrasi dalam artian teknis.
“Kita jangan terjebak bicara demokrasi dalam artian teknis. Padahal ada tanggung jawab akademik, kampus hari ini memiliki tugas untuk bersama-sama membangun kekuatan memberikan pendidikan politik kepada masyarakat,” jelas dia. (*)